Friday, December 4, 2015

KOGI XVI Bandung 2015: e-Poster Presentation

Kongres Obstetri dan Ginekologi Indonesia (KOGI) XVI Bandung 2015:
e-Poster Presentation

Kehamilan remaja: luaran obstetri dan perinatal di Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo

PIT Fetomaternal XVI Manado 2015: Poster Presentation

Pertemuan Ilmiah Tahunan Himpunan Kedokteran Fetomaternal XVI Manado 2015:
Poster Presentation

Hubungan kadar asam folat dan seng terhadap kejadian bakterial vaginosis pada trimester pertama kehamilan


Monday, March 25, 2013

Ujian Komprehensif: Naskah Refleksi Diri


Lembaran cerita perjuangan mencapai cita-cita menjadi dokter dimulai pada tahun 2007. Ketika itu, saya menginjak kelas XII di SMAN 28 Jakarta. Sebagai siswa SMA tahun terakhir, saya mulai berpikir kemana saya akan melanjutkan pendidikan setelah lulus SMA. Yang perlu diputuskan saat itu adalah program studi dan perguruan tinggi mana yang akan saya tuju. Setelah mencari informasi dan bertanya kepada orang tua, saudara, guru, dan teman, akhirnya saya memutuskan untuk memilih program studi pendidikan dokter di Universitas Indonesia (UI). Alasan saya saat itu adalah karena dokter adalah profesi yang sudah jelas pekerjaannya setelah lulus. Memilih UI karena universitas ini saat itu menurut saya adalah universitas terbaik di negeri ini. Selain itu, dengan memilih UI berarti saya tidak harus pindah ke luar kota. Agar dapat diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) saat itu bukanlah hal yang mudah. FKUI saat itu adalah pilihan sangat favorit siswa SMA. Namun, dengan berbekal usaha dan doa, saya diterima lewat jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

Saat menjalani pendidikan kedokteran, saya memiliki pengalaman menarik. Pengalaman ini saya dapatkan saat menjalani Modul Praktik Klinik Ilmu Kesehatan Anak. Saya mendapat kesempatan menjalani kepaniteraan di RSUP Fatmawati selama satu pekan. Saya menemui pasien anak malnutrisi dengan HIV AIDS. Beruntung, anak tersebut mempunyai pelaku rawat yaitu ibunya. Ayah anak tersebut telah meninggal. Menurut keterangan ibunya, ayah anak tersebut meninggal karena overdosis narkoba. Kebetulan saya mendapat tugas presentasi kasus tentang malnutrisi. Supervisor presentasi kasus saya menyarankan untuk menggunakan kasus anak tersebut.

Saya sering berinteraksi dengan anak tersebut untuk melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Setiap pagi saya melakukan follow up untuk mengetahui perkembangan kondisinya. Suatu ketika, ibu anak tersebut bertanya kepada saya apakah anaknya bisa sembuh total. Saya yang telah dibekali kemampuan breaking bad news mencoba mempraktikkan skill tersebut. Saya menjelaskan bahwa penyakit tersebut hingga saat ini belum bisa disembuhkan. Ibu anak tersebut tampak terpukul dan menahan air mata. Matanya tampak berkaca-kaca. Sebelum menerima penjelasan saya, ia mengira dengan pengobatan dan menuruti nasihat dokter, anaknya dapat sembuh. Saya mencoba berempati, menempatkan diri pada posisi ibu tersebut tanpa terlarut dalam perasaannya. Saya mengatakan bahwa rumah sakit akan berusaha sebaik mungkin untuk mengatasi kondisi yang masih dapat diperbaiki. Kita berharap kualitas hidup pasien dapat meningkat. Setelah mendapatkan penjelasan saya, ibu tersebut mengatakan menjadi paham kondisi anaknya.

Hari-hari setelah kejadian tersebut tampak agak berbeda dari biasa. Ibu tersebut menjadi lebih rajin beribadah: salat dan mengaji. Ia mengatakan telah pasrah atas kondisi anaknya. Ia akan terus merawat dan mendampingi anaknya sambil terus berdoa kepada Tuhan.

Dari pengalaman tersebut saya mendapat pelajaran tentang pentingnya empati. Untuk dapat menjadi dokter yang baik perlu latihan berempati. Dengan berempati seorang dokter dapat merasakan perasaan pasien sehingga hati-hati dalam berbicara dan tidak semena-mena. Komunikasi antara dokter-pasien pun akan lebih terjalin baik dengan adanya empati.

Selama menjalani pendidikan di FKUI, saya semakin memahami tentang profesi sebagai seorang dokter. Sebelum berkuliah di FKUI, saya berpikir bahwa dengan menjadi dokter saya akan cenderung mudah mendapatkan banyak uang. Namun, pandangan saya berubah seiring dengan berjalannya waktu. Dokter adalah sosok yang terhormat di mata masyarakat. Dokter adalah profesi mulia dimana ia bekerja untuk kemanusiaan, membantu menyembuhkan orang sakit. Uang bukanlah tujuan profesi ini namun pengabdianlah yang paling penting.

Ilmu kedokteran terus berkembang pesat. Berbagai penelitian dan temuan baru di bidang kedokteran menghadapkan kita pada keharusan untuk terus belajar, belajar sepanjang hayat. Dengan bekal ilmu yang telah saya pelajari selama 5 tahun ini, saya bertekad mengaplikasikannya untuk membantu sesama sesuai kemampuan saya. Saya juga akan memperbarui dan menambah ilmu agar dapat menolong pasien dengan mengikuti perkembangan zaman.

Friday, January 25, 2013

Kompilasi Testimoni untuk Buku Tahunan PLD

Berikut testimoni dari 4 orang untuk buku tahunan Pelantikan Lulusan Dokter. Terima kasih ya buat yang sudah memberi testi :D



1. Ini orang keliatannya dari luar diem banget. Cool abis. Ternyata dari dalem, banyak becandanya hahaha. Jimmy adalah orang yang aktif di bidang teknologi. Maksudnya, di media sosial, Jimmy selalu aktif baik itu di Twitter, Path, Instagram. Di Friendster juga kali yah.

Jimmy jago banget main bola di dunia maya. Jimmy pernah menjadi penulis di majalah Hotgame (majalah tentang game), dan menulis tentang trik-trik bermain Winning Eleven/PES. Itu lho, game sepakbola yang sangat terkenal itu. Hebat banget Jimmy. Tapi Jimmy jarang banget main bola di dunia nyata. Pernah sih sekali waktu itu. Itu pun karena kurang orang dan Jimmy jadi kiper hahaha. Thx to Jimmy.

Jimmy adalah seorang pengajar Matematika untuk adik-adik SMA yang mau masuk FKUI.

Jimmy pernah menjadi saksi hidup mbak-mbak roh halus penunggu FKUI. Jimmy pernah lihat makhluk halus, berwujud wanita, berambut panjang, di depan museum anatomi. Jimmy langsung ngibrit. Ckckck saking gantengnya Jimmy, makhluk halus pun mau ketemuan sama Jimmy huehehe.

Jimmy fasih sekali berbahasa Padang. Kalo nelpon sama bapak ibunya, pake bahasa Padang yang kuentel banget. Ckck mantep!

Jimmy adalah anggota Kafetaria FKUI. Kinerjanya di Kafetaria tidak diragukan lagi. Yah, paling-paling AC suka panas hahaha. Tapi PES pasti selalu di-update dengan versi terbaru oleh Kak Jimmy ini hehehe.

Jimmy tuh mau jadi dokter spesialis apa ya. Kalo ga salah, Jimmy itu mau jadi Prof. dr. Jimmy Sakti NB, Sp.BS/Sp.OG (K), Ph.D. Amiiin. Mudah-mudahan terwujud ya, Jimm.


2. Jimmy Sakti Nanda Berguna alias Jimmy adalah seorang laki-laki yang baik, rajin, dan pekerja keras. Kesan pertama mungkin Anda akan mengira Jimmy sebagai seseorang yang pendiam, tapi begitu mengenalnya, Anda akan menyesal mengatakannya demikian. Sebagai mahasiswa, Jimmy adalah tipikal orang yang aktif rapat di organisasi kebanggaannya, Kafetaria. Ia sering pulang malam dari kampus setelah mengikuti rapat di Kafe untuk kontribusinya terhadap kemajuan Kafetaria FKUI. Selain pulang malam karena rapat, Jimmy juga terkadang pulang malam karena bermain game sepak bola kesayangannya, Pro Evolution Soccer di tempat yang sama bersama teman-temannya. Jimmy juga suka melucu dan bercanda untuk mencairkan suasana, walau terkadang leluconnya garing. Kelak ketika lulus dokter umum, Jimmy ingin menjadi seorang kardiologis. Mari kita doakan semoga Jimmy dapat membanggakan FKUI dan keluarganya dengan menjadi ahli jantung ternama di Indonesia. Amin.


3. Jimmy Sakti Nanda Berguna

Sepintas dari namanya pastilah orang ini sangat sakti dan jelas sangat berguna. Tetapi kenyataannya tidak. Jimmy, biasa dipanggilnya, tidak hanya sakti dan berguna melainkan lebih dari itu. Sangat dedikatif, jiwa kepemimpinan, santun, ramah, nyaman dengan orang lain. Itu semua yang membuat seorang Jimmy banyak digemari oleh para teman-temannya termasuk gw hahaha.

Okay, kembali ke Jimmy. Mahluk yang satu ini merupakan teman lama gw. Gw udah kenal dia dari sejak SMA, satu bimbel bareng, hingga satu fakultas. Jimmy merupakan panutan gw dulu. Dia punya visi misi yang bagus, konsistensinya tinggi, tekun, dan taat. Semuanya lah yang membuat gw ingin menjadi dia. Tapi dari semua sifat pendiamnya, Jimmy memiliki sikap periang dan humoris. Jadi semuanya jangan pernah tertipu wajah kalem nan anggunnya hehe.

Mungkin cukup kali ya testinya, yang penting semua yang bertemen dengan dia ga akan pernah menyesal punya temen kayak Jimmy. Satu lagi dia adalah idola para kaum hawa terutama adek-adek junior haha piss.

Oke deh. Cukup sekian. Semoga dari testi ini bisa menggambarkan sosok Jimmy. Semoga jadi dokter yang berkualitas hehe.

Salam hangat.


4. Gw kenal Jimmy dari SMA. Sangat jago Matematika. Karena kejagoannya itu membuat Jimmy menjadi guru favorit di sebuah bimbel. Selain sangat sistematis mengajar, banyak murid-murid yang fans sama Jimmy. Terutama para kaum hawa. Cuiiit cuiiiittt. Orang-orang yang baru kenal sama Jimmy jangan mau ketipu yaa!!! Tampilan dari luar sih pendiem, tapi sebenernya sangat tidak pendiem. Doi sering banget curhat sama gw, terutama tentang seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah wanita. Oiya, Jimmy adalah juara bertahan kompetisi WE. Jago banget. Kalo maen, stiknya pasti bunyi. Sangat bertenaga. Kasian stiknya Jim wakakaakaaa. Sering banget nginep di rumah gw. Katanya mau tanding PES atau curhat-curhat kecil-kecilan. Jimmy enak banget kalo diajak ngobrol. Cerita apapun bakalan nyambung sama Jimmy. Jimmy aktif di bidang organisasi. Salah satunya adalah Senat dan Kafe. Aktif kannn? Katanya juga sih, doi mirip-mirip sama Afgan. Bener gak ya? Pembaca sendiri deh yang menyimpulkan hehe. Sukses Jimm!!! Mudah-mudahan kita bisa kerjasama mendirikan sebuah bimbel. Wakakakak.

Wednesday, December 12, 2012

Profil di Buku PLD 2012

Jimmy Sakti Nanda Berguna
Sakti Menggunakan Stick, Berguna Ajarkan Matematika


Ahli dalam menyelesaikan berbagai persamaan dan rumus matematika membuatnya jadi pengajar favorit bimbel ujian masuk perguruan tinggi. Tidak hanya itu, Jimmy, begitu ia akrab disapa, juga ahli dalam menyelesaikan rumusan pertandingan Pro Evolution Soccer alias PES.


Jimmy Sakti Nanda Berguna, siapa yang tidak ternganga mendengar nama yang satu ini. Doa kedua orang tuanya tertuang jelas dalam sebaris nama itu. Bersyukur, pemilik nama tersebut berhasil mewujudkan keinginan kedua orang tuanya.

Jimmy jelas sakti. Kesaktiannya terbukti dalam berbagai kompetisi Winning Eleven (WE) dan PES. Ia bahkan pernah menjuarai kompetisi WE se-Jakarta. Kemampuannya dalam membaca situasi saat berkompetisi membuatnya mudah memenangi berbagai pertandingan. Di FKUI, Jimmy sempat memegang juara WE dan PES selama empat tahun berturut-turut. Tak heran, tiap kali bertanding, lawan main Jimmy sering kali grogi.

Sesuai dengan namanya, Jimmy juga seorang mahasiswa yang berguna alias bermanfaat bagi sesama. “Jimmy adalah orang yang bertanggung jawab, amanah, dan profesional dalam bekerja,” ungkap salah seorang temannya. Semua pekerjaan yang dibebankan kepadanya pasti akan dikerjakan dengan baik dan sepenuh hati. Banyak teman yang iri akan kemampuan manajemen waktu Jimmy. Di sela-sela kesibukan sebagai mahasiswa, ia masih sempat menyalurkan hobinya, yaitu mengajar. Jimmy mengambil pekerjaan sebagai tenaga pengajar di sebuah bimbel di Jakarta (sebut saja NF) atau menjadi guru privat untuk anak-anak SMA yang akan mengikuti SNMPTN. Tak tanggung-tanggung, pelajaran yang diajarnya adalah Matematika.

Sesuai dengan kegiatannya yang banyak, ternyata Jimmy juga memiliki nafsu makan yang ”berlimpah”. Berbeda dengan kebanyakan orang, Jimmy akan selalu menghabiskan dahulu lauk, kemudian nasi. Jimmy juga termasuk orang-orang yang membutuhkan waktu lama saat makan. Tampaknya, ia selalu menikmati cita rasa makanan yang ia makan. Makanan favoritnya antara lain martabak duren, sate padang, dan jus stroberi.

2007 berharap Jimmy akan selalu menjadi dokter “sakti” yang berguna bagi masyarakat di kemudian hari.